Hal ini terungkap dengan adanya laporan dari PT Gradial Perdana Perkasa kepada Polres kota Blitar yang mengadukan adanya pemalsuan sepatu dengan merk gradial.
Lebih lanjut Hartono melalui suratnya yang diketahui media pada Senin (31/1/2022) menjelaskan bahwa setelah pihaknya menelusuri ke salah satu siswa penerima, memang benar pihaknya menemukan sepatu dengan merek "Gradial" dengan kondisi yang sudah rusak padahal baru dipakai 1 bulan.
Berdasar info dan penelusuran yang dilakukan, ternyata sepatu merk gradial yang dibeli oleh dinas pendidikan untuk dibagikan pada para siswa SMP di kota Blitar diduga kuat adalah sepatu merk gradial palsu.
"Bahwa berdasarkan informasi tersebut, saya dan PT. Gradial Perdana Perkasa merasa tidak pernah membuat atau memproduksi sepatu sekolah SMP tersebut untuk Dinas Kota Blitar dan bisa kami pastikan bahwa sepatu sekolah SMP dengan merek Gradial tersebut adalah palsu yang diproduksi oleh pihak yang tidak memiliki lisensi atas merek Gradial", kata Hartono.
Atas kejadian tersebut Hartono dan PT Gradial Perdana Perkasa merasa dirugikan karena menyebabkan pandangan buruk masyarakat kepada semua produk sepatu merek Gradial yang juga beredar luas di pasaran.
Sebagai bukti penguat pengaduannya ke Polres kota Blitar, Hartono dan PT Gradial Perdana Perkasa menyertakan salinan sertifikat merek Gradial, rincian spesifikasi sepatu, foto perbandingan sepatu asli dan sepatu palsu serta barang bukti sepatu merek Gradial yang palsu.
Dengan adanya fakta baru bahwa dalam kasus dugaan korupsi pembelian sepatu siswa SMP kota Blitar ternyata yang dibeli oleh dinas pendidikan adalah sepatu merk gradial palsu, bagaimana perkembangan masalah ini selanjutnya?
Pihak penjual sepatu merk gradial yang diduga palsu, yakni bapak Vijay yang infonya dalam pengadaan ini memakai CV Harapan Baru, yang beralamat di jalan Mayjen Suprapto nomor 24C kabupaten Tulunggung ketika dihubungi HP/WAnya 082199998890 belum memberikan tanggapan.
Demikian juga para pejabat dinas pendidikan kota Blitar yang berperan dalam pembelian sepatu untuk siswa SMP ini, bapak Turkamandoko ketika dihubungi ponsel/WAnya 081345290079 belum menjawab dan bapak Didit ketika dihubungi melalui ponsel/WAnya 081252187673 juga belum memberi tanggapan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa Kelompok CETAR – Cepat Berantas Korupsi melaporkan adanya dugaan korupsi pada pembelian sepatu oleh dinas pendidikan kota Blitar, dimana sepatu tersebut untuk dibagikan kepada para siswa SMP di kota Blitar.
"Pembelian sepatu untuk siswa SMP di kota Blitar yang dilakukan oleh dinas pendidikan yang memakai dana APBD, kita laporkan pada aparat hukum, karena ada indikasi terjadi korupsi", kata Muksin Kasiyanto, koordinator Cetar wilayah Blitar Raya, Senin (24/1/2002).
Menurut Muksin, indikasi adanya dugaan korupsi itu terlihat pada kualitas sepatu dengan merk "Gradial", yang dibeli oleh dinas pendidikan untuk dibagikan pada para siswa SMP di kota Blitar.
"Jika pakai dana APBD untuk beli sepatu dengan harga mahal, dengan alasan yang dibeli adalah merupakan sepatu merk bagus dengan kualitas baik, tetapi kenyataannya diduga sepatu yang dibagikan pada para siswa kualitasnya ternyata kurang bagus dan infonya dipakai beberapa kali cepat rusak", kata Muksin sambil menunjukkan sepatu yang dimaksud.
Muksin menilai, boleh saja dinas pendidikan membeli sepatu dengan harga mahal, asal kualitasnya bagus. Tapi jangan membeli sepatu berkualitas buruk dengan harga yang dibuat mahal.
Informasi yang didapat dari LPSE kota Blitar, dinas pendidikan membeli sepatu dengan nilai fantastis tersebut dari CV Harapan Baru, yng beralamat di jalan Mayjen Suprapto nomor 24C kabupaten Tulunggung,